"Arigato na, bersedia menunggu Hana Kimi SP ini, Hibari Four!" :LOL
"Saat aku masuk ke dunia kerja, mungkin aku akan mengalami masalah. Mungkin aku akan tertekan. Tetapi ketika kuingat saat-saat bersama mereka…Aku serasa memiliki kekuatan untuk menaklukkan segalanya. Aku sungguh senang"
Babak II
Sano membawa Ashiya ke UKS, di sana dokter Umeda menanganinya namun Ashiya masih pingsan. Dokter Umeda memeriksa nadi Ashiya.
"Untunglah…kau segera datang"ujar dokter Umeda.
"Aku tidak menyangka akan seperti ini…"jawab Sano.
"Seseorang bisa meninggal kapan pun di mana pun, kau tahu….. orang baru akan sadar kehilangan apabila orang itu sudah benar-benar pergi". Dokter Umeda dan Sano saling pandang.
"Kau sudah tahu kan? Ashiya adalah perempuan?"tanya dokter Umeda, Sano memandang Ashiya.
Tiba-tiba Akiha-san masuk ke ruangan.
"Hey! Kau mendengar apa yang kami bicarakan?"tanya dokter Umeda pada Akiha-san.
"Apa?"jawab Akiha-san tak peduli. Dokter Umeda alerginya kumat hingga mengeluarkan aliran listrik hahaha.
"Sano-kun, terima kasih banyak. Karena kau memutuskan melompat lagi, karirku makin cerah"ucap Akih-san pada Sano.
"Ah, Ashiya-kun, bagaimana demammu?"tanya Akiha. Dokter Umeda yang sudah nggak kuat mengusir Akiha-san dengan mengibaratkan Akiha sebagai lalat, dokter Umeda mengejar Akiha-san yang berusaha kabur dengan sodet penepuk lala, bahasa mana nih wkwkwk.
"Jika Ashiya pergi apa yang akan terjadi padamu"selidik dokter Umeda. Lalu dokter Umeda melanjutkan mengejar Akiha-san.
Sano memandang Ashiya yang pulas tertidur. Sano pun teringat kata-kata Julia bahwa ia akan membawa Ashiya ke Amerika setelah liburan selesai.
"Jika dia pergi…"guman Sano, lalu ia teringat saat memberi nafas buatan untuk Ashiya. Ia pun memegangi bibirnya dan teringat kata-kata Kagurazaka soal ciuman hahaha. Sano pun tersenyum geli mengingatnya :P.
Ashiya pun tersadar, "Sano, ini adalah…"kata Ashiya.
"Ruang kesehatan'jawab Sano.
"Huh..aku", lalu Ashiya tersadar dan segera memeriksa bajunya.
"S…sa…Sano kau menyelamatkanku?"tanya Ashiya terbata-bata.
"Eh,….uh…U…Umeda"jawab Sano gugup.
Ashiya pun lega mendengar Umeda yang menyelamatkannya.
Sano memandangi ashiya dengan tatapan agak aneh, Ashiya bingung.
"Tidak…"guman Sano.
'Tidak apa-apa…"ucap Ashiya, keduanya nampak canggung.
Ashiya dan Sano sampai asrama mereka langsung menuju kantin sekolah di sana berkumpul murid-murid asrama 1-3 dan ibu Nakatsu.
"Aku kira ibu sudah pulang"ujar Nakatsu.
"Kau bilang ingin menjadi pemain sepak bola. Mana mungkin ibu pergi begitu saja"jawab ibu Nakatsu. Lalu menyerahkan sebuah amplop pada Nanba yang ternyata isinya bon laudry anjingnya.
"Ini, bon untuk pakaian anjing waktu itu…"teriak Nanba lalu menyerahkannya ke Oscar.
"Bon pakaian….", Oscarnya menyerahkannya ke Tennouji, dan Tennouji mengembalikannya ke ibu Nakatsu hahaha.
Ibu Nakatsu mengambil dan menjilatnya lalu menempelkannya ke kening Tennouji, jadilah Tennouji vampir wkwkkw.
"Kembali ke Osaka bersamaku"seru ibu pada Nakatsu yang termenung.
"Huh?'
"Kau harus meneruskan usaha keluarga"
"Aku sudah bilang aku mau terjun ke Pro"seru Nakatsu.
"Ibu tidak percaya, kau selalu banyak bicara"
"Kalau begitu, tontonlah pertandinganku. Lawan kami adalah team nasional. Aku akan memenangkan pertandingan ini"
"Aku tidak kenal mereka"jawab ibu Nakatsu *doenk hahahaha*.
"Bagaimana ibu bisa percaya. Jika teamku kalah di pertandingan ini aku akan menurut apa mau ibu…termasuk meneruskan usaha ayah"tantang Nakatsu.
"Nakatsu"seru Ashiya yang khawatir.
"Baiklah kalau begitu, ibu sudah rekam omonganmu", jyah sadis juga ibu Nakatsu haha.
"Sial"gerutu Nakatsu.
"Sampai ketemu di pertandingan. Sampai jumpa", ibu Nakatsu bergegas pergi.
Ashiya langsung menghampiri Nakatsu.
"Nakatsu, kau yakin dengan ucapanmu tadi?"tanya Ashiya.
"Jangan khawatir. Aku akan mulai berlatih sekarang"jawab Nakatsu, lalu melangkah pergi.
"Siapa lawan kita nanti?"tanya Ashiya.
"Tokyo Daiichi, mereka team hebat dan mereka banyak pemain bagus. Pelatih mereka juga bagus. Setahuku mereka ada pemain berkulit hitam"jelas salah satu murid (yang jadi Shinichi di Conan Dorama namanya sapa ya di Hana Kimi wkwkwk).
"3 pemain berkulit hitam?"
"Meskipun Nakatsu pemain hebat, ini tidak mudah".
"Apa kita punya cukup pemain di sekolah ini?"sahut Oscar.
"Tentu saja"jawab Nanba yang menempeleng Oscar :P.
"Tapi aku sudah mengundurkan diri"lanjut Tennouji hahaha."Tunjuk tangan jika kalian team sepak bola".
Banyak murid-murid yang angkat tangan, "Bukankah kalian team baseball? Jangan bercanda"hardik Tennouji.
"Itu karena kau tidak tahu, asrama 2 adalah pemain baseball sekaligus pemain sepak bola"jawab salah satu di antara mereka dan secepat sulap mereka sudah berkostum sepak bola :LOL.
"Dan kadang-kadang kami bermain volley juga"lanjutnya yang sudah berkostum volley wkwkw. "Bisa juga bola basket"tambahnya. Anaka asrama lain pun takjub .
Dan masih banyak lagi, tennis meja, pendaki gunung ckckckc.
"Asrama 2 bisa segala"seru Nanba lalu mengedipkan matanya wkwkwk kecuali kepala asramanya ni berenang ga bisa :LOL.
Ashiya tersadar,"Dengan kata lain, aku juga team sepak bola"serunya.
Ashiya masuk kamar saat Sano sedang cuci muka.
"Apa Nakatsu baik-baik saja?"tanya Ashiya.
"Tidak tahu…"jawab Sano.
"Apa ada sesuatu yang bisa kubantu"guman Ashiya lalu berbaring ngaso di tempat tidur Sano.
"Kau sudah memiliki masalahmu sendiri sekarang. Kau harus kembali ke Amerika"ujar Sano. "Maaf, aku dengar dari Julia.
Dan saat Sano berbalik di lihatnya Ashiya sudah tertidur pulas.
"Eh, itu tempat tidurku…".
Sano menggelar selimut dibawahnya dan tidur disana.
"Menyusahkan saja"gumannya. Lalu Sano memandang Ashiya, ia pun mulai berhalusinasi Ashiya berbunga-bunga seperti bayangan Nakastu hahaha. Ditambah Ashiya mengumankan kata, "suki dayo….".
Sano pun terlonjak kaget.
"Hamburger…"lanjut Ashiya wkwkwk.
"Su…ki..ada apa denganku? Mengapa tiba-tiba aku peduli dengannya"guman Sano.
"Apa karena pernafasan buatan waktu itu? Ciuman yang membuatku menjadi gila"pikir Sano. "Nakatsu, maafkan aku. Sekarang aku mengerti perasaanmu"
"Tunggu, mungkinkah ini…jatuh cinta?"pikir Sano, lalu mulai terdengar nyanyian wkwkkw.
"Huh..bodoh"guman Sano lalu kembali tidur dan tiba-tiba Ashiya terjatuh dari tempat tidur.
"Oh, dia berat juga".
Keesokan paginya murid-murid dikejutkan dengan berita heboh di papan pengumuman tertempel foto Ashiya saat terjatuh dari tempat tidur dan tertidur di samping Sano.
Ashiya pun melepas foto tersebut.
"Oh, seperti itu ternyata hubungan kalian"celetuk salah satu siswa.
Ashiya tak mengindahkannya ia bergegas pergi namun siswa lain mengatakan bahwa ia sudah curiga sejak lama.
"Ada apa?"tanya Julia tiba-tiba.
"Julia. Tidak ada apa-apa"jawab Ashiya. Julia pun mengambil foto yang berusaha di sembunyikan Ashiya.
"Apa ini. Ini editan"ujar Julia lalu merobek-robek foto tersebut.
"Eh", teman-temannya kaget.
"Manusia-manusia bodoh. Mizuki suka dengan wanita. Dia penuh teknik dan ganas saat malam"seru Julia lalu mengajak pergi Ashiya.
"Sadarkah kau sekarang? Kau hampir saja ketahuan"seru Julia. Lalu Julia menyerahkan sebuah tiket untuk Ashiya.
"Ini tiket pesawatmu"
"Eh…"
"Jangan keras kepala. Sano tidak punya perasaan padamu. Sudah cukup, mari kita pulang bersama"jelas Julia.
"Maaf aku tidak bisa"jawab Ashiya.
"Eh…"
"Aku ingin…menjadi murid Ohsaka Gakuen dan lulus bersama mereka. Itulah yang ingin kulakukan"
"Tapi Sano tidak ada…"potong Julia.
"Tidak ada hubungannya dengan Sano. Aku baru sadar bukan hanya Sano tetapi mereka semua menjadi penting bagiku"jelas Ashiya.
"Meskipun mereka memperlakukanmu seperti tadi?"tanya Julia, Ashiya mengangguk pertanda mengiyakan.
"Mereka tidak akan berbaik hati padamu! Mereka akan menginamu bila penyamaranmu terbongkar".
"Mungki, tapi…"potong Ashiya.
"Tidak ada tapi-tapi! Kau harus terbangun dari mimpi-mimpi indahmu. Aku akan membawamu meskipun kau tidak mau. Aku akan bilang pada kepala sekolahmu".
"Jangan!"seru Ashiya.
"Kau tidak ada pilihan!"
"Jika kau bilang padanya. Aku akan blang pada pacarmu semua nama ke 35 pacarmu sebelumnya"ancam Ashiya."Mengapa kau lakukan ini?"
"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu!"
"Kalau begitu, bairkan aku memilih jalanku sendiri"tegas Ashiya.
"Ayah, ibumu juga khawatir padamu!"
"Aku tahu itu semua"
"Kau tidak tahu apapun!"teriak Julia, Ashiya mulai menyebut nama-nama pacar Julia, mulai dari Bob, Mike, Jack, Sammy, dst.
"Bagaimana kau bisa ingat seluruh nama mantanku?"
Ashiya kembali menyebutkan nama-nama mantan Julia.
"Lupankanlah! Berbuatlah sesukamu"teriak Julia lalu pergi meninggalkan Ashiya.
Julia pergi dengan kesal, panggilan Nanba tak dihiraukannya.
"Maukah kau makan okonomiyaki bersamaku?"tanya Nanba.
"Tidak!"jawab Julia yang terus berjalan, kalau Julia ga mau saia mau kok Nanba senpai digetok Nakao :LOL.
"Begitu? Kenapa kau temple foto itu di dinding sekolah?"selidik Nanba yang otomatis menghentikan langkah Julia.
"Kau yang melakukan itu, kan. Untuk mengambil gambar itu, harus lewat jendela atas"tebak Nanba seraya menghampiri Julia.
"Apa kau…akan bilang"tanya Julia.
"Tentu sahja tidak"jawab Nanba. "Tapi, jika kau macam-macam di asramaku aku tidak akan segan-segan padamu meskipun kau si cantik Julia". Oh Nanba senpai inilah yang membuatku begitu menyukai karaktermu wkwkwkwk.
Julia yang kesal memukul alat vital Nanba dengan tasnya,"Kau tidak tahu masalahnya!". Lalu pergi meninggalkan Nanba yang kesakitan.
Ibu Nakatsu memanggil-manggil Sano.
"Sano-kun di mana lapangan sepak bola? Sekolah ini luas sekali"tanya ibu Nakatsu.
"Mari kuantar"jawab Sano.
"Tidak merepotkan? Terima kasih banyak". Lalu Sano pun mengantar ibu Nakatsu, ibu Nakatsu memuji badan Sano yang kekar lalu memotretnya.
"Bahkan dalam foto kau terlihat tampan. Nakatsu selalu bercerita tentangmu. Dia bilang kau adalah bintang lapangan meski kau sedang dalam masa penyembuhan suatu saat kau akan membawa kebanggaan bagi sekolah ini"puji Nakatsu. Sano hanya terdiam lalu ibu Nakatsu menanyakan pada Sano apakah Nakatsu bisa jadi pemain professional.
"Aku tidak tahu…tapi Nakatsu berdiri di panggung dunia"jawab Sano.
"Aku tidak menyangka kau adalah pria romantis".
Sano dan ibu Nakatsu sampai di tribun penonton, ibu Nakatsu menyapa Ashiya yang duduk di bangku penonton.
Ibu Nakatsu duduk di samping Ashiya melihat Nakatsu yang bermain sepak bola bersama teman-temannya.
"Anak itu…dia mirip denganku. Hanya melakukan yang diyakininya benar. Tapi terjun ke professional, tidak termasuk. Namun perlahan aku harus terima kenyataan setiap hari mengejar impiannya. Anak itu pasti menemukan kebahagiannya sendiri".
Di tengah lapangan ssalah seorang teman Nakatsu mengabarkan bahwa pertandingan sepak bola di batalkan.
Di sekolah Tokyo Daiichi.
Nakatsu mencoba berbicara dengan pelatih lawan.
"Mengapa dibatalkan?"tanya Nakatsu.
"Ini kesalahan kami, pertandingan bentrok dengan jadwal pertandingan lain"jawab pelatih SMU Tokyo. "Masalah besar bila kami tidak bermain besok".
"Tolonglah! Tolong lakukan pertandingan dengan kami!"mohon Nakatsu dan temannya.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa….maafkan kami".
"Pasti ada cara lain! Aku mohon!"pinta Nakatsu.
"Nakatsu, sudahlah..mari kita pergi!"ajak teman Nakatsu.
"Maafkan kami"jawab pelatih lalu pergi.
Sano dan Ashiya pulang bersama.
"Ibu Nakatsu….dia begitu khawatir dengannya. Orangtuaku juga pasti khawatir padaku, khan?"pikir Ashiya.
"Aku pun tidak tahu apa aku berbuat benar dengan memintamu untuk tinggal"jawab Sano.
"Jika saja aku pulang pada saat itu aku akan menyesalinya"ujar Ashiya. "Karena pada waktu itu…tujuanku hanya ingin melihatmu melompat lagi. Tapi, kali ini berbeda. Bahkan dari hari ke hari aku merasa menjadi bagian dari Ohsaka Gakuen. Tentu saja, ini untuk diriku sendiri".
"Begitu?"tanya Sano yang diangguki Ashiya.
Tiba-tiba datang teman Nakatsu yang bersama Nakatsu datang ke SMU Tokyo. Shinichi di Conan dorama :P.
"Pertandingannya jam berapa besok?"tanya Ashiya.
"Ah….sebenarnya lawan kita besok ada kesalahan jadwal. Jadi pertandingannya di batalkan?".
"Eh, bagaimana dengan Nakatsu", Ashiya terkejut.
"Dia sedang mencari lawan untuk pertandingan besok. Jadi dia pergi ke sekolah lain".
Namun nampaknya team sekolah lain juga tidak bisa karena mereka juga ada pertandingan sendiri.
Ashiya, teman Nakatsu dan Sano menunggu Nakatsu di kantin sekolah, sudah jam 10 malam lebih Nakatsu juga belum pulang. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.
"Nakatsu, bagaimana?"tanya Ashiya. Nakatsu membungkuk tanda gagal.
"Ow begitu,yach aku beritahu yang lain"ujar teman Nakatsu.
Nakatsu tertunduk lesu di meja kantin, Ashiya menghampirinya dan Sano meninggalkan mereka berdua.
"Biasanya, aku selalu melakukan sesuatu setengah-setengah, tapi….berbeda dengan sepak bola. Aku sungguh ingin ibuku melihatku bermain". Ternyata Sano mendengarnya di luar.
"Lupakanlah!"seru Nakatsu lalu berlalu pergi.
Ashiya menghampiri Sano.
"Kita tidak bisa biarkan….impiannya berakhir di sini, bukan? Terlalu cepat untuk bangun dari mimpi"ujar Ashiya.
Keesokan paginya Ashiya dan teman Nakatsu yang berpakaian seragam olahraga menghampiri Nakatsu yang asyik makan di kantin sendirian.
"Kami mencarimu kemana-mana!"
"Nakatsu, cepat siap-siap!"ujar Ashiya yang mulai menarik Nakatsu.
"Huh?".
"Pertandingan sepak bola!Ayo cepat!".
Di bangku penonton heboh dengan sorak sorai penonton, ibu Nakatsu juga ada.
"Tunggu Ada apa ini?"tanya Nakatsu yang ditarik ke tengah lapangan. "Hey! Ada apa?".
"Aku sudah bilang ke kalian kalau aku tidak menemukan lawan tanding"jelas Nakatsu. Namun di lapangan telah berdiri team Ohsaka Gakuen dengan seragam lengkapmnya. Lalu sang wasit memeprsilahkan team lawan masuk ke lapangan. Dan ternyata team lawan adalah anak-anak Ohsaka kelas 3, ada Nanba, Tennouji dengan rambut kribo dan masker hitam uyang menghiasi wajahnya, dll wkwkwk.
"Kenapa?"tanya Nakatsu.
"Kami lawanmu"jawab Tennouji."Aku tegaskan, ini sungguhan?"
"Kami tidak akan main-main"lanjut Oscar.
"Syukurlah, Nakatsu!"seru Ashiya. Nakatsu pun tersenyum lebar. Pertandingan pun dimulai.
Pertandingan di mulai, kelas 3 melawan kelas 2. Nakatsu yang sudah memakai seragamnya bersiap.
Ashiya mengoper bola di kawal teman-temannya, Tennouji menghadangnya ia menjatuhkan diri dikira pelanggaran ia pun mengambil bolanya. Dan tiba-tiba wakil kepala sekolah yang menjadi wasit memberitahukan bahwa itu handball wkwkwkw.
Nakatsu pun menghampiri Tennouji.
"Tunggu, sedang apa kau?"tanya Nakatsu.
"Kalian kan team veteran kukira tak apa memakai tangan?
"Mana bisa seperti itu"keluh Nakatsu. "Apa kau pernah lihat team Brazil menggunakan tangan? Tolong seriuslah!". Lalu Tennouji mengembalikan bolanya dan pertandingan di mulai kembali.
Nakatsu pun menggiring bola dan menembak, namun karena gawang terlalu kecil dan badan kipper yang besar, bola pun tak mental hahaha. Nakatsu menghampiri sang kiper.
"Mengapa menggunakan gawang ice hockey?"tanya Nakatsu.
"Karena kalian team veteran"
"Mau team sehebat apapun ukuran gawang sama saja!"jelas Nakatsu.
"Sungguh ? Mengapa tidak bilang dari tadi?"
"Kalian seharusnya tahu tanpa aku beritahu"seru Nakatsu kesal.
Nakatsu kembali menghampiri pembuat onar yang lain, siapa lagi kalau bukan Oscar, ini lebih parah ia menendang banyak bola dari depan gawang :LOL, kelas 3 parah-parah wkwkwkwk.
"Hey! Kamu, meskipun kita veteran, tapi…"ujar Nakatsu
"Bolanya tentu boleh satu"jawab Oscar.
"Tentu saja!"seru Nakatsu."Apa yang kalian pikirkan?"
"Kami sudah tahu tahu itu, Nakatsu-kun"jawab Oscar, Nakatsu memukul Oscar,Oscar pun mengaduh hahaha.
Nakatsu memandang ibunya yang di berdiri di tribun penonton.
Dokter Umeda menghampiri Sano yang tersenyum melihat pertandingan.
"Ini tidak biasa. Ini diluar jam latihan"seru dokter Umeda. "Dan juga, apakah sudah kau pikirkan? Apa yang terjadi jika Ashiya pergi?"
"Yeah, Tapi itu tidak mungkin. Karena aku tidak akan membiarkan…dia pergi dariku"jawab Sano. Lalu melangkah pergi. Dokter Umeda pun tersenyum dan berkata,"enaknya menjadi anak muda".
Sorak sorai penonton riuh rendah, Julia melihat permainan Ashiya.
Ashiya terus mengoper bola namun dihadang anak-anak kelas 3, Ashiya pun bertabrakan dengan rekan timnya hingga terjatuh.
"Mizuki, kau tak apa-apa?"tanya Nakatsu yang segera menghampirinya.
"Mizuki, sadarlah".
Ashiya di bawa ke ruang ganti. Teman Nakatsu membawakannya es balok untuk mengompres.
"Mizuki, kau tidak apa-apa?"ujar teman Nakatsu.
"Maaf, bagaimana dengan pertandingannya?"tanya Ashiya.
"Sedang paruh waktu"jawab teman Nakatsu.
"Bagaimana dengan babak ke 2?"
"Kita tidak bisa biarkan Ashiya kembali"ujar teman Nakatsu.
"Aku tidak apa-apa"jawab Ashiya.
"Bodoh, kau jangan memaksakan diri!"ujar Nakatsu.
"Aku masih ingin bermain bersama kalian!"
Tiba-tiba terdengar teriakan teman-teman team Nakatsu yang membawa salah seorang pemain yang juga cidera.
"Minase! Sadarlah!".
"Minase?"tanya Nakatsu.
Sepertinya gejala gegar otak ringan"jawab salah seorang.
"Bagaimana ini…"guman Nakatsu sedih.
"Aku akan main…."ujar Sano tiba-tiba.
"Sano"panggil Ashiya.
"Jika aku ada di lapangan. Ashiya tidak akan apa-apa". Ashiya pun tersenyum manis :P.
Kedua tim kembali ke tengah lapangan.
Di bangku penonton Sekime dan Noe bersemangat melihat Sano ikut bertanding.
"Jangan khawatir. Aku akan melindungi Ashiya"ujar Sano yang berjalan di samping Nakatsu. Nakatsu merasa agak aneh dengan perkataan Sano, di bangku penonton Julia memperhatikan ketiganya. Sano pun berjalan di sekitar Ashiya.
Kick off dimulai dari pihak Nakatsu.
Nakatsu terus menggiring bola dengan bantuan Ashiya dan Sano, bola operan dari Sano pun dapat di golkan Nakatsu. Skor pun menjadi 1-0 untuk tim Ohsaka Gakuen (Kelas 2).
Nakatsu kembali memasukkan bola dengan operan cantik dari Sano.
Skor menjadi 2-0 untuk tim Nakatsu.
Kick off selanjutnya team Tokyo Daichi yang diwakili kelas 3 Ohsaka Gakuen mendapat tendangan bebas.
"Ow tidak…tendangan bebas"ujar Noe di bangku penonton.
"Eh? Mengapa jumlah penontonnya berkurang?"tanya Sekime yang melihat sekelilingnya tinggal dia dan Noe.
"Pada kemana mereka?"
Kembali ke tengah lapangan Teenouji siap menenandang bola, Ashiya, Nakatsu dan kedua temannya siap menjadi tembok penghalang.
"Kalian curang!"seru Tennouji.
"Membuat dinding pertahanan boleh saja"jawab Nakatsu.
"Dengan orang sebanyak itu?"lanjut Tennouji menunjuk ke belakang Nakatsu yang telah berdiri seluruh teman kelas 2 A :LOL.
"Eh?", Nakatsu terbengong-bengong.
"Kita harus menolong Nakatsu!"ujar salah teman yang membuat pertahanan.
"Aku sangat berterima kasih. Sungguh"ucap Nakatsu lemah.
"Hey! Wasit. Apa ini boleh"seru Nanba, namun wakil kepala sekolah yang menjadi wasit hanya duduk cuek dan mengiyakan, udah pasrah kali ya wkwkkw.
"Jangan anggap remeh kami"seru Tennouj
"Team kalian juga bertambah"ujar salah seorang team Nakatsu, saat Tennouji dan yang lain menoleh ke belakang anak buah Tennouji sudah masuk ke lapangan.
"Kita semua masuk!"seru Tennouji.
Sekime yang melihat di bangku penonton, terbesit sebuah ide.
Kick off di mulai, Nakatsu membawa bola namun dia dihadang banyak orang dari kelas 3 kurang lebih 8 orang hahaha.
"Apa ini…tidak mungkin!"keluh Nakatsu. "Apa yang terjadi dengan segini banyak orang? Bahkan kakek dan nenek juga ikut?", Nakatsu melihat lapangan sudah penuh dengan orang ditambah kakek dan nenek Nakatsu juga ikut wkwkwkwk.
Sekime yang sudah berseragam sepak bola masuk ke lapangan namun terjatuh :P.
"Aku menguasai bola….sakit!"seru Sekime yang tersandung membawa bola.
Nakatsu yang masih memegang bola di dorong-dorong sekumpulan team lawan. "Nyarome! Mengapa ada 4 bola?"seru Nakatsu
"Bukan 4, tapi 10!",jawab Nyarome.
"Ah, ya sudah!"ucap Nakatsu pasrah lalu melangkah pergi.
"Lebih banyak bola, semakin mudah mencetak angka…".
"Apa kalian semua orang bodoh?"seru Nakatsu, namun tak ada yang mengindahkannya lapangan sudah menjadi ajang pertempuran hahaha.
Nakatsu hanya bisa pasrah melihat semua pemandangan itu, ibu Nakatsu tersenyum melihat betapa kacaunya lapangan lalu melangkah pergi.
Nanba mengejar ibu Nakatsu, "Aku minta maaf atas kejadian ini"ucap Nanba.
"Ini sungguh kacau. Aku tidak akan tinggal untuk menontonnya"jawab ibu Nakatsu
"Ini sungguh bodoh, tapi…aku sungguh suka pada mereka…dengan kepolosannya"ujar Nanba. "Aku akan lulus tahun ini. Saat aku masuk ke dunia kerja, mungkin aku akan mengalami masalah. Mungkin aku akan tertekan. Tetapi ketika kuingat saat-saat bersama mereka…Aku serasa memiliki kekuatan untuk menaklukkan segalanya. Aku sungguh senang".
"Kau terlalu berpikir positif"ujar ibu Nakatsu menanggapi lalu melangkah pergi namun Nanba tetap mengejarnya.
"Dia ingin anda melihat penampilan terbaiknya! Tolong mengerti perasaannya dan kenyataannya Nakatsulah yang paling berperan hari ini. Aku mohon"pinta Nanba, ibu Nakatsu hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
Di lapangan kedua team malah menari-nari bahagia. Kecuali Sano dan Nakatsu :P.
"Teman-teman, mari bermain sepak bola"ucap Nakatsu lemas, lalu Nakatsu melihat kea rah bangku penonton tempat ibunya berdiri, ibunya sudah tak ada di sana, Nakatsu pun bergegas mencarinya.
Nakatsu berhasil mengejar ibunya.
"Ibu…aku tidak akan menyerah!"seru Nakatsu. "Aku akan terus berusaha menjadi pemain pro. Ibu bisa bilang aku anak brengsek. Tetapi jika aku menyerah aku pasti akan menyesalinya".
"Kau ini bicara apa?"jawab ibu Nakatsu yang menoleh ke arah Nakatsu. "Bukankah kau menang 2-0?"
"Eh?", Nakastu kaget.
"Kau menang, ibu akan tepati janji ibu"jelas ibu Nakatsu lalu melanjutkan langkahnya, namun ia berhenti sesaat.
"Karena itu…berjanjilah pada ibu. Jangan pulang ke rumah sebelum kau menjadi pemain pro".
"Oh! Percayalah padaku!"seru Nakatsu tersenyum.
Kembali ke tengah lapangan, kedua team masih asyik menari. Julia melihat kebahagian Ashiya berkumpul dengan teman-temannya.
Nakatsu yang telah kembali ke lapangan segera menarik Ashiya.
"Mizuki! Mizuki! Aku boleh lanjut bermain sepakbola. Aku akan menjadi pemain pro"ujar Nakatsu.
"Sungguh? Syukurlah", keduanya berhigh five ria, Sano melihat dari tiang bangku cadangan.
Nakatsu segera menghampiri Sano dan menariknya kembali ke lapangan. Ia pun bergandengan menari-nari dengan Ashiya dan Nakatsu, ost lucu :P.
Nanba duduk di sebelah Julia, Julia bergeser sedikit.
"Aku datang ke Jepang untuk membawa Mizuki kembali ke Amerika"kata Julia. "Namun aku merasa menjadi orang bodoh. Karena aku tidak pernah melihat Mizuki sebahagia ini". Julia mengambil tiket Ashiya dan berdiri di barisan bangku depan penonton.
Ia pu merobek-robek tiket tersebut dan menyebarnya ke lapangan, Ashiya tersenyum lebar melihatnya. Begitu pula Julia, Nakatsu dan sedikit rasa lega pada Sano haha.
Keesokannya Julia bersiap ke bandara. Ashiya memanggilnya.
"Julia, jika kau pergi tanpa pamit Nanba senpai akan marah padamu"ujar Ashiya.
"Ketika kita bertemu justru akan makin sulit untuk berpisah"jawab Julia.
"Eh?...Maksudnya?".
"Rasanya aku mengerti mengapa kau memutuskan tinggal di sini. Tempat ini memberikan arti yang sesungguhnya tentang 'Pria' "jelas Julia.
"Julia…", lalu muncullah Sano.
"Namu akhirnya aku menyadari, disinilah ada seseorang yang sungguh melindungi Mizuki".
"Eh?", Ashiya tak mengerti. Lalu Julia menghampiri Sano.
"Hey! Mengapa akhirnya kau memutuskan melindungi Mizuki?"tanya Julia.
"Karena aku mencintainya"jawab Sano. Julia pun tersenyum dan menoleh kea rah Ashiya.
"Aku turut bahagia, Mizuki"ujar Julia.
"Eh? Kenapa?"tanya Ashiya tak mengerti.
Kembali ke Maret 2008.
Semua murid asrama berkumpul di kantin.
"Juliah, huh!"seru Nanba yang teringat Julia.
"Oh yeah gadis itu. Nightwalker. Lain kali bertemu dengannya akan kuajarkan Bahasa Jepang yang benar"lanjut Nakatsu.
"Kita bertemu dengan Mizuki ketika wisata ke California. Tapi kita tidak bertemu dengan Julia"sahut yang lain.
"Bicara soal wisata sungguh menyenangkan kan!'sahut Nanba.
"Pesawat mendarat darurat…kita berenang hingga pantai Amerika"tambah salah satu murid asrama 1.
"Kita makan hamburger bersama…"lanjut Kayashima yang langsung kepala temannnya digetok temannya.
"Kita menumpang kendaraan, dikejar-kejar singa"tambah salah satu murid asrama 3.
"Makan hamburger…."lanjut Kayashima kembali, kepala teman yang duduk disebelahnya digetok temannya lagi.
"Dan akhirnya bertemu dengan Mizuki"tambah murid asrama 3 yang lain.
"Masih makan hamburger"tambah Kayashima lagi dan otomatis mendapat getokan lagi :P.
"Nampaknya kita makan terlalu banyak makan hamburger…"sahut Nakatsu.
"Tapi, menyenangkan sekali di sana"seru Sekime. Semua teman-teman tertawa kecil mengiyakan.
"Ah, sebentar lagi aku lulus"guman Nanba.
"Oh yeah, apa yang kalian lakukan setelah lulus?"tanya Nakao.
"Aku berencana mendirikan Dojo (Perguruan Karate)"sahut Tennouji. Yang disetujui anak buahnya.
"Aku akan pergi ke Takarazuka Revue"seru Oscar.
"Eh?", potong Nakatsu.
"Aku akan menggunakan wajahku sebagai senjata masuk universitas"seru Nanba yang disoraki anak-anak asrama.
"Tapi kau harus realistik jika berhubungan dengan karier"pesan Kayashima.
"Pasti"sahut Sekime. "Setelah kelulusan kita tidak mungkin bisa sebahagia sekarang".
"Itu tidak benar"ucap Nanba. "Meskipun lingkungan kita berbeda, kita pasti bisa asal kita berusaha keras. Bukankah itu yang dilakukan Mizuki?".
"Benar….benar"sambung Oscar.
"Ya…itu benar"tambah Nakatsu, Nakatsu dan anak-anak asrama pun larut dalam pikiran masing-masing.
Sementara itu di Amerika tepatnya 'California'.
Keluarga Ashiya bersiap-siap sarapan pagi.
"Selamat pagi"sapa abang Ashiya yang dijawab mama dan papa Ashiya.
"Okay, Mizuki! Cepat selesaikan makananmu"ujar mama Ashiya.
Mama Ashiya membawakan hamburger untuk kakak Ashiya di meja makan, semuanya pun berkumpul. Ashiya telah duduk di sana dengan sepiring hamburger.
"Hamburger buatan ibu paling enak! Iya kan? Mizuki?"tanya abang Ashiya
Namun saat semuanya menoleh ke arah Ashiya, yang terlihat hanya sejenis patung berwajahkan Ashiya hahaha.
"Mizuki….Apa bisa menggantikannya seperti ini?"ujar papa Ashiya.
"Sepertinya tidak mungkin.."sahut abang Ashiya.
"Sudahlah. Ini sudah lumayan"potong mama Ashiya. Iya, kan?"
"Tidak juga"seru papa Ashiya marah.
"Mi~zu~ki! Di mana kau sekarang?"teriak papa Ashiya, lalu berlari keluar rumah diikuti abang dan mama Ashiya.
Kembali ke Jepang khususnya Ohsaka Gakuen.
Hari itu hari 'pesta kelulusan' Ohsaka Gakuen dan St. Blossom Girl.
Kepala sekolah memberi petuah pada murid kelas 3 yang telah lulus khususnya, Hibari, Nanba, Tennouji dan Oscar.
"Kalian telah menjadi pimpinan asrama dengan sangat baik, bukan hanya untuk diri kalian, namun menjadi contoh bagi junior-junior kalian. Dan tugas kalian belum selesai, hingga semuanya tumbuh dan berkembang. Lanjutkan perjuangan kalian untuk merawat seluruh 'bunga' hingga berkembang sempurna"pesan kepala sekolah. "Dan selamat atas kelulusan kalian".
"Ya"jawab keempat murid tersebut.
Keempat kepala asrama termasuk Hibari-san, disambut meriah seluruh murid Ohsaka Gakuen dan St. Blossom. Hibari menerima bunga dari personil Hibari four. Hibari teringat masa-masa bersama personilnya.
"Selama ini persahabatan dengan Ohsaka Gakuen telah berjalan dengan baik. Tugas kalian lah sekarang untuk melanjutkannya…"pesan Hibari.
"Baik…"jawab keempat personil Hibari yang tersisa.
"Dan untuk terakhir kalinya…. Hanayashiki Hibari bersama….."ucap Hibari.
Lalu Hibari dan keempat personil Hibari meneriakkan 'Hibari Four'.
Giliran Tennouji, menerima bunga mawar putih dari teman-teman asramanya.
Tennouji mengingat kebersamaan mereka.
"Kepala asrama! Selamat!"seru salah satu anak asrama 1.
Lalu mereka meneriak yel-yel semangat berjuang, salah satu anak asrama ada yang meneteskan air mata.
"Jangan menangis, Daikokucho!"ujar Teenouji, lalu melepaskan sabuk hitamnya dan mengalungkannya ke orang tersebut.
"Kaulah pimpinan selanjutnya.
"Siap"jawab Daikokucho.
"Ohsaka Gakuen ASRAMA SATU! Kami abadi!"seru Tennouji, lalu berpose 'baby!' diikuti anak buahnya.
Oscar tak dapat menahan tangisnya saat menerima mawar putih satu persatu dari teman-teman satu asramanya. Sampai terbatuk-batuk hahaha. Ia pun teringat kebersamaan mereka.
"Masao"panggil anak-anak asrama 3.
"Jangan panggil aku Masao"teriak Oscar seraya menghempaskan pelukan teman-temannya.
"Terima kasih atas segalanya"ujar salah satu anak asrama 3.
"Aku akan berikan…hartaku yang paling berharga…Jubah…ku!"ucap Oscar
"Tidak usah, aku sudah punya di dalam lokerku"jawab anak tersebut.
"Oh begitu?"balas Oscar, lalu berpose ala asrama 3.
"ASRAMA TIGA"teriak Oscar.
"Forever!"balas anak asrama 3.
Nanba juga meneria setangkai mawar putih dari anak-anak asrama 3, Nakao nampak sedih sekali.
"Omedetou gozaimasu"ucap Nakatsu seraya memberikan setangkai mawar putih. Nanba tersenyum dan teringat saat-saat kebersamaan mereka.
Giliran Nakao memberikan mawar putihnya.
"Ini senpai. Terima kasih atas segalanya"ucap Nakao yang tak dapat menahan kesedihannya.
"Jangan menangis"ujar Nanba lalu memeluk Nakao.
"Nanba senpai"ujar dua anak asrama 2 lalu ikut memeluk Nanba.
Lalu terdengar pengumuman dari wakil kepala sekolah meminta 3 kepala asrama dan Hibari naik ke atas panggung. Keempatnya pun naik ke atas panggung.
"Teman-teman. Terima kasih"seru Nanba. Lalu Nanba mencoba menarik bola merah yang tergantung namun tak bisa, itu lho bola yang isinya kertas-kertas warna warni.
Tiba-tiba semuanya dikejutkan dengan kedatangan bus sekolah yang dikendarai dokter Umeda, bus yang mengantar Ashiya ke bandara saat akan balik ke Amerika.
Dokter Umeda segara turun dan mendekat ke arah panggung.
"Akhirnya sampai juga"ucapnya.
"Bagus"jawab wakil kepala sekolah, lalu ia menoleh ke arah bus yang diikuti semua murid.
Lalu muncullah Akiha-san.
"Hello"sapanya, anak asrama 3 kaget.
"..hanya si wanita berusia 30 tahun"keluh Nanba.
"Jangan anggap remeh wanita usia 30 tahun!"seru Akiha-san yang sudah di depan Nanba. Nanba yang kehilangan keseimbangan berpegangan pada tali, hingga tali tertarik dan tumpahlah isi bola merah tadi. Lalu keluarlah asap dan hiasan.
Di bawah sakura pink berguguran. Paduan suara Ohsaka Gakuen dan St. Blossom menyanyikan lagu Ohsaka Gakuen. Familiar dengan lagu ini :P.
Tiba-tiba Nanba menunjuk ke arah bus, ia berseru kaget bahwa di bus masih ada seseorang. Ternyata di dalam bus itu ada Ashiya.
"Mizuki"guman Nakatsu.
"Ashiya"panggil Nanba.
"Kenapa Ashiya di sini?"tanya Sekime.
"Ini ide dari kepala sekolah"jawab dokter Umeda, lalu dokter Umeda memberi aba-aba agar Sano menjemput Ashiya. Namun tak ada tanggapan, dokter Umeda pun menjemput Ashiya. Ashiya yang berpakaian ala murid Ohsaka Gakuen turun dari mobil.
Pelan-pelan Ashiya mendekat dengan iringan senyuman dari teman-temannya.
Wakil kepala sekolah memberikan kesempatan pada Ashiya untuk menyampaikan pesannya untuk ketiga kepala asrama dan Hibari yang telah lulus sekolah.
Sejenak Ashiya masih terdiam lalu tiba-tiba ia berseru,"Apa kabarmu?".
"Jika kau punya semangat, kau bisa melakukan apapun! Kau pun bisa bergabung di Ohsaka Gakuen!!"seru Ashiya. "Suatu hal yang luar biasa bagiku….selama setengah tahun aku di Ohsaka Gakuen…banyak sekali hal yang terjadi. Ketiga pimpinan asrama selalu bertengkar bila ada kompetisi. Namun mereka selalu ada saat dibutuhkan dan mereka selalu datang saat aku memerlukan bantuan mereka. Bahkan….saat identitasku sebagai perempuan terbongkar mereka masih tetap melindungiku hingga saat terakhir dan mengantarku pergi ketika meninggalkan sekolah ini dengan ceria. Aku mengira…aku tidak akan pernah kembali ke Ohsaka Gakuen karena aku merasa mengkhianati kalian semua…Aku tidak berhak berada di sini…. ".
"Bodoh"sahut Nanba. "Kami tidak peduli itu semua. Aku pernah berkata kepadamu! Inilah sekolahmu dan kami teman-temanmu!".
Ashiya terdiam.
"Lalu untuk apa kau ke sini sekarang?"tanya Nanba.
"Itu karena…."ucap Ashiya. "Au mencintai kalian semua!".
"Bagiku itu sudah cukup. Terima kasih sudah datang"ucap Nanba, semuanya pun tersenyum.
"Dan kalian semua! Mari kita nikmati hari ini dan kemudian hadapi hidup kalian dengan bangga!"seru Nanba. "Ini adalah….dukungan terakhir kami untuk kalian".
"Yaa"jawab Ashiya.
Di bawah pohon sakura, Ashiya menghampiri Sano. Ia menyembunyikan sesuatu di balik badannya.
"Lain kali kita bertemu….di liburan musim semi, bukan?"tanya Sano.
"Maaf"ucap Ashiya, lalu Ashiya menyerahkan kado yang dibawanya pada Sano.
"Terima kasih"ucap Sano menerima hadiah tersebut.
"Ketika di sana….aku belum bisa mengatakannya di depan teman-teman"
"Hmm?", Ashiya tak mengerti.
"Aku mencintaimu setiap hari…"ujar Sano. "Aku tidak bisa menghentikan perasaanku"
"Itu adalah…."ucap Ashiya, lalu ia teringat saat menulis surat saat Ashiya memutuskan kembali ke Amerika namun dihentikan Sano dan Nakatsu.
"Suratku…!"seru Ashiya tiba-tiba.
"Lain kali kita ketemu….kau harus mengatakannya"ujar Sano, mengucapkan pesan surat Ashiya waktu itu. Ashiya terdiam.
"Aku mencintaimu, Mizuki"
"Eh?"
"Inilah perasaanku saat ini"ujar Sano malu-malu.
"Sano…", tiba-tiba penganggu datang :P sapa lagi kalau bukan Nakatsu.
"Hey! Tunggu"seru Nakatsu. "Kalian tidak boleh berciuman. Siswa SMU harus punya hubungan yang sehat, bukan?".
"Mizuki, taksimu sudah datang"ujar Nakatsu.
"Terima kasih. Sampai nanti. Nakatsu, sampai nanti"ujar Ashiya pamit lalu bergegas pergi.
Sano dan Nakatsu memandangi kepergian Ashiya.
"Dia bilang sampai ketemu padamu. Tapi dia bilang sampai nanti padaku…"ujar Nakatsu.
"Sunggu "picky" (membeda-bedakan)"ejek Sano.
"Ah? Apa itu? Kau senyum-senyum…"
"Dia membuat ini… tidak manis…seperti yang kusuka"
"Sudah kuduga"tebak Nakastu. "Dia tidak memberi apa-apa padaku!"seru Nakatsu begitu tersadar.
"Ah UFO"ujar Nakatsu pada Sano, Sano pun melihat ke arah yang ditunjuk Nakatsu, hal itu digunakan Nakatsu untuk merebut hadiah dari Ashiya.
"Jangan bergerak"seru Nakatsu. "Ini… kau tidak peduli jika sesuatu terjadi pada ini?"ancam Nakatsu. "Akan kumakan dan aku akan berteriak 'ini tidak manis'!".
Lalu Nakatsu membuka hadiah coklat dari Ashiya ternyata coklat tersebut berbentuk hati dan bertuliskan 'I love Izumi'.
"Aku cinta…Izumi"guman Nakatsu. Poor Nakatsu.
"Terlalu manis"seru Nakatsu. "Benda ini", Nakatsu bersiap membuangnya. Namun ia berhenti dan tersenyum ke arah Sano,Sano pun tersenyum.
Ashiya sampai rumah, ia berlari masuk rumah.
"Tadaima"seru Ashiya. Ashiya melihat ke arah kaca, ia pun mengambil sakura yang nempel di kepalanya, ia pun tersenyum, bahwa tadi itu nyata bukan mimpi kah?
Dan 'Peach' by Ai Otsuka mengalun tanda berakhirnya film ini wwkkwkwwk.
Dance moru mori, akhirnya selesai juga :P, setelah jungkir balik *lebay* download ulang di IDWS sizenya astaga, habis itu dixtrack ga bisa ternyata ada triknya :P salut dah buat kreator uploader IDWS :P. Sayonara, mata eiga Kurosagi SP :P and thanks to Daniel-san buat indosubnya :)
"Untunglah…kau segera datang"ujar dokter Umeda.
"Aku tidak menyangka akan seperti ini…"jawab Sano.
"Seseorang bisa meninggal kapan pun di mana pun, kau tahu….. orang baru akan sadar kehilangan apabila orang itu sudah benar-benar pergi". Dokter Umeda dan Sano saling pandang.
"Kau sudah tahu kan? Ashiya adalah perempuan?"tanya dokter Umeda, Sano memandang Ashiya.
Tiba-tiba Akiha-san masuk ke ruangan.
"Hey! Kau mendengar apa yang kami bicarakan?"tanya dokter Umeda pada Akiha-san.
"Apa?"jawab Akiha-san tak peduli. Dokter Umeda alerginya kumat hingga mengeluarkan aliran listrik hahaha.
"Sano-kun, terima kasih banyak. Karena kau memutuskan melompat lagi, karirku makin cerah"ucap Akih-san pada Sano.
"Ah, Ashiya-kun, bagaimana demammu?"tanya Akiha. Dokter Umeda yang sudah nggak kuat mengusir Akiha-san dengan mengibaratkan Akiha sebagai lalat, dokter Umeda mengejar Akiha-san yang berusaha kabur dengan sodet penepuk lala, bahasa mana nih wkwkwk.
"Jika Ashiya pergi apa yang akan terjadi padamu"selidik dokter Umeda. Lalu dokter Umeda melanjutkan mengejar Akiha-san.
Sano memandang Ashiya yang pulas tertidur. Sano pun teringat kata-kata Julia bahwa ia akan membawa Ashiya ke Amerika setelah liburan selesai.
"Jika dia pergi…"guman Sano, lalu ia teringat saat memberi nafas buatan untuk Ashiya. Ia pun memegangi bibirnya dan teringat kata-kata Kagurazaka soal ciuman hahaha. Sano pun tersenyum geli mengingatnya :P.
Ashiya pun tersadar, "Sano, ini adalah…"kata Ashiya.
"Ruang kesehatan'jawab Sano.
"Huh..aku", lalu Ashiya tersadar dan segera memeriksa bajunya.
"S…sa…Sano kau menyelamatkanku?"tanya Ashiya terbata-bata.
"Eh,….uh…U…Umeda"jawab Sano gugup.
Ashiya pun lega mendengar Umeda yang menyelamatkannya.
Sano memandangi ashiya dengan tatapan agak aneh, Ashiya bingung.
"Tidak…"guman Sano.
'Tidak apa-apa…"ucap Ashiya, keduanya nampak canggung.
Ashiya dan Sano sampai asrama mereka langsung menuju kantin sekolah di sana berkumpul murid-murid asrama 1-3 dan ibu Nakatsu.
"Aku kira ibu sudah pulang"ujar Nakatsu.
"Kau bilang ingin menjadi pemain sepak bola. Mana mungkin ibu pergi begitu saja"jawab ibu Nakatsu. Lalu menyerahkan sebuah amplop pada Nanba yang ternyata isinya bon laudry anjingnya.
"Ini, bon untuk pakaian anjing waktu itu…"teriak Nanba lalu menyerahkannya ke Oscar.
"Bon pakaian….", Oscarnya menyerahkannya ke Tennouji, dan Tennouji mengembalikannya ke ibu Nakatsu hahaha.
Ibu Nakatsu mengambil dan menjilatnya lalu menempelkannya ke kening Tennouji, jadilah Tennouji vampir wkwkkw.
"Kembali ke Osaka bersamaku"seru ibu pada Nakatsu yang termenung.
"Huh?'
"Kau harus meneruskan usaha keluarga"
"Aku sudah bilang aku mau terjun ke Pro"seru Nakatsu.
"Ibu tidak percaya, kau selalu banyak bicara"
"Kalau begitu, tontonlah pertandinganku. Lawan kami adalah team nasional. Aku akan memenangkan pertandingan ini"
"Aku tidak kenal mereka"jawab ibu Nakatsu *doenk hahahaha*.
"Bagaimana ibu bisa percaya. Jika teamku kalah di pertandingan ini aku akan menurut apa mau ibu…termasuk meneruskan usaha ayah"tantang Nakatsu.
"Nakatsu"seru Ashiya yang khawatir.
"Baiklah kalau begitu, ibu sudah rekam omonganmu", jyah sadis juga ibu Nakatsu haha.
"Sial"gerutu Nakatsu.
"Sampai ketemu di pertandingan. Sampai jumpa", ibu Nakatsu bergegas pergi.
Ashiya langsung menghampiri Nakatsu.
"Nakatsu, kau yakin dengan ucapanmu tadi?"tanya Ashiya.
"Jangan khawatir. Aku akan mulai berlatih sekarang"jawab Nakatsu, lalu melangkah pergi.
"Siapa lawan kita nanti?"tanya Ashiya.
"Tokyo Daiichi, mereka team hebat dan mereka banyak pemain bagus. Pelatih mereka juga bagus. Setahuku mereka ada pemain berkulit hitam"jelas salah satu murid (yang jadi Shinichi di Conan Dorama namanya sapa ya di Hana Kimi wkwkwk).
"3 pemain berkulit hitam?"
"Meskipun Nakatsu pemain hebat, ini tidak mudah".
"Apa kita punya cukup pemain di sekolah ini?"sahut Oscar.
"Tentu saja"jawab Nanba yang menempeleng Oscar :P.
"Tapi aku sudah mengundurkan diri"lanjut Tennouji hahaha."Tunjuk tangan jika kalian team sepak bola".
Banyak murid-murid yang angkat tangan, "Bukankah kalian team baseball? Jangan bercanda"hardik Tennouji.
"Itu karena kau tidak tahu, asrama 2 adalah pemain baseball sekaligus pemain sepak bola"jawab salah satu di antara mereka dan secepat sulap mereka sudah berkostum sepak bola :LOL.
"Dan kadang-kadang kami bermain volley juga"lanjutnya yang sudah berkostum volley wkwkw. "Bisa juga bola basket"tambahnya. Anaka asrama lain pun takjub .
Dan masih banyak lagi, tennis meja, pendaki gunung ckckckc.
"Asrama 2 bisa segala"seru Nanba lalu mengedipkan matanya wkwkwk kecuali kepala asramanya ni berenang ga bisa :LOL.
Ashiya tersadar,"Dengan kata lain, aku juga team sepak bola"serunya.
Ashiya masuk kamar saat Sano sedang cuci muka.
"Apa Nakatsu baik-baik saja?"tanya Ashiya.
"Tidak tahu…"jawab Sano.
"Apa ada sesuatu yang bisa kubantu"guman Ashiya lalu berbaring ngaso di tempat tidur Sano.
"Kau sudah memiliki masalahmu sendiri sekarang. Kau harus kembali ke Amerika"ujar Sano. "Maaf, aku dengar dari Julia.
Dan saat Sano berbalik di lihatnya Ashiya sudah tertidur pulas.
"Eh, itu tempat tidurku…".
Sano menggelar selimut dibawahnya dan tidur disana.
"Menyusahkan saja"gumannya. Lalu Sano memandang Ashiya, ia pun mulai berhalusinasi Ashiya berbunga-bunga seperti bayangan Nakastu hahaha. Ditambah Ashiya mengumankan kata, "suki dayo….".
Sano pun terlonjak kaget.
"Hamburger…"lanjut Ashiya wkwkwk.
"Su…ki..ada apa denganku? Mengapa tiba-tiba aku peduli dengannya"guman Sano.
"Apa karena pernafasan buatan waktu itu? Ciuman yang membuatku menjadi gila"pikir Sano. "Nakatsu, maafkan aku. Sekarang aku mengerti perasaanmu"
"Tunggu, mungkinkah ini…jatuh cinta?"pikir Sano, lalu mulai terdengar nyanyian wkwkkw.
"Huh..bodoh"guman Sano lalu kembali tidur dan tiba-tiba Ashiya terjatuh dari tempat tidur.
"Oh, dia berat juga".
Keesokan paginya murid-murid dikejutkan dengan berita heboh di papan pengumuman tertempel foto Ashiya saat terjatuh dari tempat tidur dan tertidur di samping Sano.
Ashiya pun melepas foto tersebut.
"Oh, seperti itu ternyata hubungan kalian"celetuk salah satu siswa.
Ashiya tak mengindahkannya ia bergegas pergi namun siswa lain mengatakan bahwa ia sudah curiga sejak lama.
"Ada apa?"tanya Julia tiba-tiba.
"Julia. Tidak ada apa-apa"jawab Ashiya. Julia pun mengambil foto yang berusaha di sembunyikan Ashiya.
"Apa ini. Ini editan"ujar Julia lalu merobek-robek foto tersebut.
"Eh", teman-temannya kaget.
"Manusia-manusia bodoh. Mizuki suka dengan wanita. Dia penuh teknik dan ganas saat malam"seru Julia lalu mengajak pergi Ashiya.
"Sadarkah kau sekarang? Kau hampir saja ketahuan"seru Julia. Lalu Julia menyerahkan sebuah tiket untuk Ashiya.
"Ini tiket pesawatmu"
"Eh…"
"Jangan keras kepala. Sano tidak punya perasaan padamu. Sudah cukup, mari kita pulang bersama"jelas Julia.
"Maaf aku tidak bisa"jawab Ashiya.
"Eh…"
"Aku ingin…menjadi murid Ohsaka Gakuen dan lulus bersama mereka. Itulah yang ingin kulakukan"
"Tapi Sano tidak ada…"potong Julia.
"Tidak ada hubungannya dengan Sano. Aku baru sadar bukan hanya Sano tetapi mereka semua menjadi penting bagiku"jelas Ashiya.
"Meskipun mereka memperlakukanmu seperti tadi?"tanya Julia, Ashiya mengangguk pertanda mengiyakan.
"Mereka tidak akan berbaik hati padamu! Mereka akan menginamu bila penyamaranmu terbongkar".
"Mungki, tapi…"potong Ashiya.
"Tidak ada tapi-tapi! Kau harus terbangun dari mimpi-mimpi indahmu. Aku akan membawamu meskipun kau tidak mau. Aku akan bilang pada kepala sekolahmu".
"Jangan!"seru Ashiya.
"Kau tidak ada pilihan!"
"Jika kau bilang padanya. Aku akan blang pada pacarmu semua nama ke 35 pacarmu sebelumnya"ancam Ashiya."Mengapa kau lakukan ini?"
"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu!"
"Kalau begitu, bairkan aku memilih jalanku sendiri"tegas Ashiya.
"Ayah, ibumu juga khawatir padamu!"
"Aku tahu itu semua"
"Kau tidak tahu apapun!"teriak Julia, Ashiya mulai menyebut nama-nama pacar Julia, mulai dari Bob, Mike, Jack, Sammy, dst.
"Bagaimana kau bisa ingat seluruh nama mantanku?"
Ashiya kembali menyebutkan nama-nama mantan Julia.
"Lupankanlah! Berbuatlah sesukamu"teriak Julia lalu pergi meninggalkan Ashiya.
Julia pergi dengan kesal, panggilan Nanba tak dihiraukannya.
"Maukah kau makan okonomiyaki bersamaku?"tanya Nanba.
"Tidak!"jawab Julia yang terus berjalan, kalau Julia ga mau saia mau kok Nanba senpai digetok Nakao :LOL.
"Begitu? Kenapa kau temple foto itu di dinding sekolah?"selidik Nanba yang otomatis menghentikan langkah Julia.
"Kau yang melakukan itu, kan. Untuk mengambil gambar itu, harus lewat jendela atas"tebak Nanba seraya menghampiri Julia.
"Apa kau…akan bilang"tanya Julia.
"Tentu sahja tidak"jawab Nanba. "Tapi, jika kau macam-macam di asramaku aku tidak akan segan-segan padamu meskipun kau si cantik Julia". Oh Nanba senpai inilah yang membuatku begitu menyukai karaktermu wkwkwkwk.
Julia yang kesal memukul alat vital Nanba dengan tasnya,"Kau tidak tahu masalahnya!". Lalu pergi meninggalkan Nanba yang kesakitan.
Ibu Nakatsu memanggil-manggil Sano.
"Sano-kun di mana lapangan sepak bola? Sekolah ini luas sekali"tanya ibu Nakatsu.
"Mari kuantar"jawab Sano.
"Tidak merepotkan? Terima kasih banyak". Lalu Sano pun mengantar ibu Nakatsu, ibu Nakatsu memuji badan Sano yang kekar lalu memotretnya.
"Bahkan dalam foto kau terlihat tampan. Nakatsu selalu bercerita tentangmu. Dia bilang kau adalah bintang lapangan meski kau sedang dalam masa penyembuhan suatu saat kau akan membawa kebanggaan bagi sekolah ini"puji Nakatsu. Sano hanya terdiam lalu ibu Nakatsu menanyakan pada Sano apakah Nakatsu bisa jadi pemain professional.
"Aku tidak tahu…tapi Nakatsu berdiri di panggung dunia"jawab Sano.
"Aku tidak menyangka kau adalah pria romantis".
Sano dan ibu Nakatsu sampai di tribun penonton, ibu Nakatsu menyapa Ashiya yang duduk di bangku penonton.
Ibu Nakatsu duduk di samping Ashiya melihat Nakatsu yang bermain sepak bola bersama teman-temannya.
"Anak itu…dia mirip denganku. Hanya melakukan yang diyakininya benar. Tapi terjun ke professional, tidak termasuk. Namun perlahan aku harus terima kenyataan setiap hari mengejar impiannya. Anak itu pasti menemukan kebahagiannya sendiri".
Di tengah lapangan ssalah seorang teman Nakatsu mengabarkan bahwa pertandingan sepak bola di batalkan.
Di sekolah Tokyo Daiichi.
Nakatsu mencoba berbicara dengan pelatih lawan.
"Mengapa dibatalkan?"tanya Nakatsu.
"Ini kesalahan kami, pertandingan bentrok dengan jadwal pertandingan lain"jawab pelatih SMU Tokyo. "Masalah besar bila kami tidak bermain besok".
"Tolonglah! Tolong lakukan pertandingan dengan kami!"mohon Nakatsu dan temannya.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa….maafkan kami".
"Pasti ada cara lain! Aku mohon!"pinta Nakatsu.
"Nakatsu, sudahlah..mari kita pergi!"ajak teman Nakatsu.
"Maafkan kami"jawab pelatih lalu pergi.
Sano dan Ashiya pulang bersama.
"Ibu Nakatsu….dia begitu khawatir dengannya. Orangtuaku juga pasti khawatir padaku, khan?"pikir Ashiya.
"Aku pun tidak tahu apa aku berbuat benar dengan memintamu untuk tinggal"jawab Sano.
"Jika saja aku pulang pada saat itu aku akan menyesalinya"ujar Ashiya. "Karena pada waktu itu…tujuanku hanya ingin melihatmu melompat lagi. Tapi, kali ini berbeda. Bahkan dari hari ke hari aku merasa menjadi bagian dari Ohsaka Gakuen. Tentu saja, ini untuk diriku sendiri".
"Begitu?"tanya Sano yang diangguki Ashiya.
Tiba-tiba datang teman Nakatsu yang bersama Nakatsu datang ke SMU Tokyo. Shinichi di Conan dorama :P.
"Pertandingannya jam berapa besok?"tanya Ashiya.
"Ah….sebenarnya lawan kita besok ada kesalahan jadwal. Jadi pertandingannya di batalkan?".
"Eh, bagaimana dengan Nakatsu", Ashiya terkejut.
"Dia sedang mencari lawan untuk pertandingan besok. Jadi dia pergi ke sekolah lain".
Namun nampaknya team sekolah lain juga tidak bisa karena mereka juga ada pertandingan sendiri.
Ashiya, teman Nakatsu dan Sano menunggu Nakatsu di kantin sekolah, sudah jam 10 malam lebih Nakatsu juga belum pulang. Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.
"Nakatsu, bagaimana?"tanya Ashiya. Nakatsu membungkuk tanda gagal.
"Ow begitu,yach aku beritahu yang lain"ujar teman Nakatsu.
Nakatsu tertunduk lesu di meja kantin, Ashiya menghampirinya dan Sano meninggalkan mereka berdua.
"Biasanya, aku selalu melakukan sesuatu setengah-setengah, tapi….berbeda dengan sepak bola. Aku sungguh ingin ibuku melihatku bermain". Ternyata Sano mendengarnya di luar.
"Lupakanlah!"seru Nakatsu lalu berlalu pergi.
Ashiya menghampiri Sano.
"Kita tidak bisa biarkan….impiannya berakhir di sini, bukan? Terlalu cepat untuk bangun dari mimpi"ujar Ashiya.
Keesokan paginya Ashiya dan teman Nakatsu yang berpakaian seragam olahraga menghampiri Nakatsu yang asyik makan di kantin sendirian.
"Kami mencarimu kemana-mana!"
"Nakatsu, cepat siap-siap!"ujar Ashiya yang mulai menarik Nakatsu.
"Huh?".
"Pertandingan sepak bola!Ayo cepat!".
Di bangku penonton heboh dengan sorak sorai penonton, ibu Nakatsu juga ada.
"Tunggu Ada apa ini?"tanya Nakatsu yang ditarik ke tengah lapangan. "Hey! Ada apa?".
"Aku sudah bilang ke kalian kalau aku tidak menemukan lawan tanding"jelas Nakatsu. Namun di lapangan telah berdiri team Ohsaka Gakuen dengan seragam lengkapmnya. Lalu sang wasit memeprsilahkan team lawan masuk ke lapangan. Dan ternyata team lawan adalah anak-anak Ohsaka kelas 3, ada Nanba, Tennouji dengan rambut kribo dan masker hitam uyang menghiasi wajahnya, dll wkwkwk.
"Kenapa?"tanya Nakatsu.
"Kami lawanmu"jawab Tennouji."Aku tegaskan, ini sungguhan?"
"Kami tidak akan main-main"lanjut Oscar.
"Syukurlah, Nakatsu!"seru Ashiya. Nakatsu pun tersenyum lebar. Pertandingan pun dimulai.
Pertandingan di mulai, kelas 3 melawan kelas 2. Nakatsu yang sudah memakai seragamnya bersiap.
Ashiya mengoper bola di kawal teman-temannya, Tennouji menghadangnya ia menjatuhkan diri dikira pelanggaran ia pun mengambil bolanya. Dan tiba-tiba wakil kepala sekolah yang menjadi wasit memberitahukan bahwa itu handball wkwkwkw.
Nakatsu pun menghampiri Tennouji.
"Tunggu, sedang apa kau?"tanya Nakatsu.
"Kalian kan team veteran kukira tak apa memakai tangan?
"Mana bisa seperti itu"keluh Nakatsu. "Apa kau pernah lihat team Brazil menggunakan tangan? Tolong seriuslah!". Lalu Tennouji mengembalikan bolanya dan pertandingan di mulai kembali.
Nakatsu pun menggiring bola dan menembak, namun karena gawang terlalu kecil dan badan kipper yang besar, bola pun tak mental hahaha. Nakatsu menghampiri sang kiper.
"Mengapa menggunakan gawang ice hockey?"tanya Nakatsu.
"Karena kalian team veteran"
"Mau team sehebat apapun ukuran gawang sama saja!"jelas Nakatsu.
"Sungguh ? Mengapa tidak bilang dari tadi?"
"Kalian seharusnya tahu tanpa aku beritahu"seru Nakatsu kesal.
Nakatsu kembali menghampiri pembuat onar yang lain, siapa lagi kalau bukan Oscar, ini lebih parah ia menendang banyak bola dari depan gawang :LOL, kelas 3 parah-parah wkwkwkwk.
"Hey! Kamu, meskipun kita veteran, tapi…"ujar Nakatsu
"Bolanya tentu boleh satu"jawab Oscar.
"Tentu saja!"seru Nakatsu."Apa yang kalian pikirkan?"
"Kami sudah tahu tahu itu, Nakatsu-kun"jawab Oscar, Nakatsu memukul Oscar,Oscar pun mengaduh hahaha.
Nakatsu memandang ibunya yang di berdiri di tribun penonton.
Dokter Umeda menghampiri Sano yang tersenyum melihat pertandingan.
"Ini tidak biasa. Ini diluar jam latihan"seru dokter Umeda. "Dan juga, apakah sudah kau pikirkan? Apa yang terjadi jika Ashiya pergi?"
"Yeah, Tapi itu tidak mungkin. Karena aku tidak akan membiarkan…dia pergi dariku"jawab Sano. Lalu melangkah pergi. Dokter Umeda pun tersenyum dan berkata,"enaknya menjadi anak muda".
Sorak sorai penonton riuh rendah, Julia melihat permainan Ashiya.
Ashiya terus mengoper bola namun dihadang anak-anak kelas 3, Ashiya pun bertabrakan dengan rekan timnya hingga terjatuh.
"Mizuki, kau tak apa-apa?"tanya Nakatsu yang segera menghampirinya.
"Mizuki, sadarlah".
Ashiya di bawa ke ruang ganti. Teman Nakatsu membawakannya es balok untuk mengompres.
"Mizuki, kau tidak apa-apa?"ujar teman Nakatsu.
"Maaf, bagaimana dengan pertandingannya?"tanya Ashiya.
"Sedang paruh waktu"jawab teman Nakatsu.
"Bagaimana dengan babak ke 2?"
"Kita tidak bisa biarkan Ashiya kembali"ujar teman Nakatsu.
"Aku tidak apa-apa"jawab Ashiya.
"Bodoh, kau jangan memaksakan diri!"ujar Nakatsu.
"Aku masih ingin bermain bersama kalian!"
Tiba-tiba terdengar teriakan teman-teman team Nakatsu yang membawa salah seorang pemain yang juga cidera.
"Minase! Sadarlah!".
"Minase?"tanya Nakatsu.
Sepertinya gejala gegar otak ringan"jawab salah seorang.
"Bagaimana ini…"guman Nakatsu sedih.
"Aku akan main…."ujar Sano tiba-tiba.
"Sano"panggil Ashiya.
"Jika aku ada di lapangan. Ashiya tidak akan apa-apa". Ashiya pun tersenyum manis :P.
Kedua tim kembali ke tengah lapangan.
Di bangku penonton Sekime dan Noe bersemangat melihat Sano ikut bertanding.
"Jangan khawatir. Aku akan melindungi Ashiya"ujar Sano yang berjalan di samping Nakatsu. Nakatsu merasa agak aneh dengan perkataan Sano, di bangku penonton Julia memperhatikan ketiganya. Sano pun berjalan di sekitar Ashiya.
Kick off dimulai dari pihak Nakatsu.
Nakatsu terus menggiring bola dengan bantuan Ashiya dan Sano, bola operan dari Sano pun dapat di golkan Nakatsu. Skor pun menjadi 1-0 untuk tim Ohsaka Gakuen (Kelas 2).
Nakatsu kembali memasukkan bola dengan operan cantik dari Sano.
Skor menjadi 2-0 untuk tim Nakatsu.
Kick off selanjutnya team Tokyo Daichi yang diwakili kelas 3 Ohsaka Gakuen mendapat tendangan bebas.
"Ow tidak…tendangan bebas"ujar Noe di bangku penonton.
"Eh? Mengapa jumlah penontonnya berkurang?"tanya Sekime yang melihat sekelilingnya tinggal dia dan Noe.
"Pada kemana mereka?"
Kembali ke tengah lapangan Teenouji siap menenandang bola, Ashiya, Nakatsu dan kedua temannya siap menjadi tembok penghalang.
"Kalian curang!"seru Tennouji.
"Membuat dinding pertahanan boleh saja"jawab Nakatsu.
"Dengan orang sebanyak itu?"lanjut Tennouji menunjuk ke belakang Nakatsu yang telah berdiri seluruh teman kelas 2 A :LOL.
"Eh?", Nakatsu terbengong-bengong.
"Kita harus menolong Nakatsu!"ujar salah teman yang membuat pertahanan.
"Aku sangat berterima kasih. Sungguh"ucap Nakatsu lemah.
"Hey! Wasit. Apa ini boleh"seru Nanba, namun wakil kepala sekolah yang menjadi wasit hanya duduk cuek dan mengiyakan, udah pasrah kali ya wkwkkw.
"Jangan anggap remeh kami"seru Tennouj
"Team kalian juga bertambah"ujar salah seorang team Nakatsu, saat Tennouji dan yang lain menoleh ke belakang anak buah Tennouji sudah masuk ke lapangan.
"Kita semua masuk!"seru Tennouji.
Sekime yang melihat di bangku penonton, terbesit sebuah ide.
Kick off di mulai, Nakatsu membawa bola namun dia dihadang banyak orang dari kelas 3 kurang lebih 8 orang hahaha.
"Apa ini…tidak mungkin!"keluh Nakatsu. "Apa yang terjadi dengan segini banyak orang? Bahkan kakek dan nenek juga ikut?", Nakatsu melihat lapangan sudah penuh dengan orang ditambah kakek dan nenek Nakatsu juga ikut wkwkwkwk.
Sekime yang sudah berseragam sepak bola masuk ke lapangan namun terjatuh :P.
"Aku menguasai bola….sakit!"seru Sekime yang tersandung membawa bola.
Nakatsu yang masih memegang bola di dorong-dorong sekumpulan team lawan. "Nyarome! Mengapa ada 4 bola?"seru Nakatsu
"Bukan 4, tapi 10!",jawab Nyarome.
"Ah, ya sudah!"ucap Nakatsu pasrah lalu melangkah pergi.
"Lebih banyak bola, semakin mudah mencetak angka…".
"Apa kalian semua orang bodoh?"seru Nakatsu, namun tak ada yang mengindahkannya lapangan sudah menjadi ajang pertempuran hahaha.
Nakatsu hanya bisa pasrah melihat semua pemandangan itu, ibu Nakatsu tersenyum melihat betapa kacaunya lapangan lalu melangkah pergi.
Nanba mengejar ibu Nakatsu, "Aku minta maaf atas kejadian ini"ucap Nanba.
"Ini sungguh kacau. Aku tidak akan tinggal untuk menontonnya"jawab ibu Nakatsu
"Ini sungguh bodoh, tapi…aku sungguh suka pada mereka…dengan kepolosannya"ujar Nanba. "Aku akan lulus tahun ini. Saat aku masuk ke dunia kerja, mungkin aku akan mengalami masalah. Mungkin aku akan tertekan. Tetapi ketika kuingat saat-saat bersama mereka…Aku serasa memiliki kekuatan untuk menaklukkan segalanya. Aku sungguh senang".
"Kau terlalu berpikir positif"ujar ibu Nakatsu menanggapi lalu melangkah pergi namun Nanba tetap mengejarnya.
"Dia ingin anda melihat penampilan terbaiknya! Tolong mengerti perasaannya dan kenyataannya Nakatsulah yang paling berperan hari ini. Aku mohon"pinta Nanba, ibu Nakatsu hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
Di lapangan kedua team malah menari-nari bahagia. Kecuali Sano dan Nakatsu :P.
"Teman-teman, mari bermain sepak bola"ucap Nakatsu lemas, lalu Nakatsu melihat kea rah bangku penonton tempat ibunya berdiri, ibunya sudah tak ada di sana, Nakatsu pun bergegas mencarinya.
Nakatsu berhasil mengejar ibunya.
"Ibu…aku tidak akan menyerah!"seru Nakatsu. "Aku akan terus berusaha menjadi pemain pro. Ibu bisa bilang aku anak brengsek. Tetapi jika aku menyerah aku pasti akan menyesalinya".
"Kau ini bicara apa?"jawab ibu Nakatsu yang menoleh ke arah Nakatsu. "Bukankah kau menang 2-0?"
"Eh?", Nakastu kaget.
"Kau menang, ibu akan tepati janji ibu"jelas ibu Nakatsu lalu melanjutkan langkahnya, namun ia berhenti sesaat.
"Karena itu…berjanjilah pada ibu. Jangan pulang ke rumah sebelum kau menjadi pemain pro".
"Oh! Percayalah padaku!"seru Nakatsu tersenyum.
Kembali ke tengah lapangan, kedua team masih asyik menari. Julia melihat kebahagian Ashiya berkumpul dengan teman-temannya.
Nakatsu yang telah kembali ke lapangan segera menarik Ashiya.
"Mizuki! Mizuki! Aku boleh lanjut bermain sepakbola. Aku akan menjadi pemain pro"ujar Nakatsu.
"Sungguh? Syukurlah", keduanya berhigh five ria, Sano melihat dari tiang bangku cadangan.
Nakatsu segera menghampiri Sano dan menariknya kembali ke lapangan. Ia pun bergandengan menari-nari dengan Ashiya dan Nakatsu, ost lucu :P.
Nanba duduk di sebelah Julia, Julia bergeser sedikit.
"Aku datang ke Jepang untuk membawa Mizuki kembali ke Amerika"kata Julia. "Namun aku merasa menjadi orang bodoh. Karena aku tidak pernah melihat Mizuki sebahagia ini". Julia mengambil tiket Ashiya dan berdiri di barisan bangku depan penonton.
Ia pu merobek-robek tiket tersebut dan menyebarnya ke lapangan, Ashiya tersenyum lebar melihatnya. Begitu pula Julia, Nakatsu dan sedikit rasa lega pada Sano haha.
Keesokannya Julia bersiap ke bandara. Ashiya memanggilnya.
"Julia, jika kau pergi tanpa pamit Nanba senpai akan marah padamu"ujar Ashiya.
"Ketika kita bertemu justru akan makin sulit untuk berpisah"jawab Julia.
"Eh?...Maksudnya?".
"Rasanya aku mengerti mengapa kau memutuskan tinggal di sini. Tempat ini memberikan arti yang sesungguhnya tentang 'Pria' "jelas Julia.
"Julia…", lalu muncullah Sano.
"Namu akhirnya aku menyadari, disinilah ada seseorang yang sungguh melindungi Mizuki".
"Eh?", Ashiya tak mengerti. Lalu Julia menghampiri Sano.
"Hey! Mengapa akhirnya kau memutuskan melindungi Mizuki?"tanya Julia.
"Karena aku mencintainya"jawab Sano. Julia pun tersenyum dan menoleh kea rah Ashiya.
"Aku turut bahagia, Mizuki"ujar Julia.
"Eh? Kenapa?"tanya Ashiya tak mengerti.
Kembali ke Maret 2008.
Semua murid asrama berkumpul di kantin.
"Juliah, huh!"seru Nanba yang teringat Julia.
"Oh yeah gadis itu. Nightwalker. Lain kali bertemu dengannya akan kuajarkan Bahasa Jepang yang benar"lanjut Nakatsu.
"Kita bertemu dengan Mizuki ketika wisata ke California. Tapi kita tidak bertemu dengan Julia"sahut yang lain.
"Bicara soal wisata sungguh menyenangkan kan!'sahut Nanba.
"Pesawat mendarat darurat…kita berenang hingga pantai Amerika"tambah salah satu murid asrama 1.
"Kita makan hamburger bersama…"lanjut Kayashima yang langsung kepala temannnya digetok temannya.
"Kita menumpang kendaraan, dikejar-kejar singa"tambah salah satu murid asrama 3.
"Makan hamburger…."lanjut Kayashima kembali, kepala teman yang duduk disebelahnya digetok temannya lagi.
"Dan akhirnya bertemu dengan Mizuki"tambah murid asrama 3 yang lain.
"Masih makan hamburger"tambah Kayashima lagi dan otomatis mendapat getokan lagi :P.
"Nampaknya kita makan terlalu banyak makan hamburger…"sahut Nakatsu.
"Tapi, menyenangkan sekali di sana"seru Sekime. Semua teman-teman tertawa kecil mengiyakan.
"Ah, sebentar lagi aku lulus"guman Nanba.
"Oh yeah, apa yang kalian lakukan setelah lulus?"tanya Nakao.
"Aku berencana mendirikan Dojo (Perguruan Karate)"sahut Tennouji. Yang disetujui anak buahnya.
"Aku akan pergi ke Takarazuka Revue"seru Oscar.
"Eh?", potong Nakatsu.
"Aku akan menggunakan wajahku sebagai senjata masuk universitas"seru Nanba yang disoraki anak-anak asrama.
"Tapi kau harus realistik jika berhubungan dengan karier"pesan Kayashima.
"Pasti"sahut Sekime. "Setelah kelulusan kita tidak mungkin bisa sebahagia sekarang".
"Itu tidak benar"ucap Nanba. "Meskipun lingkungan kita berbeda, kita pasti bisa asal kita berusaha keras. Bukankah itu yang dilakukan Mizuki?".
"Benar….benar"sambung Oscar.
"Ya…itu benar"tambah Nakatsu, Nakatsu dan anak-anak asrama pun larut dalam pikiran masing-masing.
Sementara itu di Amerika tepatnya 'California'.
Keluarga Ashiya bersiap-siap sarapan pagi.
"Selamat pagi"sapa abang Ashiya yang dijawab mama dan papa Ashiya.
"Okay, Mizuki! Cepat selesaikan makananmu"ujar mama Ashiya.
Mama Ashiya membawakan hamburger untuk kakak Ashiya di meja makan, semuanya pun berkumpul. Ashiya telah duduk di sana dengan sepiring hamburger.
"Hamburger buatan ibu paling enak! Iya kan? Mizuki?"tanya abang Ashiya
Namun saat semuanya menoleh ke arah Ashiya, yang terlihat hanya sejenis patung berwajahkan Ashiya hahaha.
"Mizuki….Apa bisa menggantikannya seperti ini?"ujar papa Ashiya.
"Sepertinya tidak mungkin.."sahut abang Ashiya.
"Sudahlah. Ini sudah lumayan"potong mama Ashiya. Iya, kan?"
"Tidak juga"seru papa Ashiya marah.
"Mi~zu~ki! Di mana kau sekarang?"teriak papa Ashiya, lalu berlari keluar rumah diikuti abang dan mama Ashiya.
Kembali ke Jepang khususnya Ohsaka Gakuen.
Hari itu hari 'pesta kelulusan' Ohsaka Gakuen dan St. Blossom Girl.
Kepala sekolah memberi petuah pada murid kelas 3 yang telah lulus khususnya, Hibari, Nanba, Tennouji dan Oscar.
"Kalian telah menjadi pimpinan asrama dengan sangat baik, bukan hanya untuk diri kalian, namun menjadi contoh bagi junior-junior kalian. Dan tugas kalian belum selesai, hingga semuanya tumbuh dan berkembang. Lanjutkan perjuangan kalian untuk merawat seluruh 'bunga' hingga berkembang sempurna"pesan kepala sekolah. "Dan selamat atas kelulusan kalian".
"Ya"jawab keempat murid tersebut.
Keempat kepala asrama termasuk Hibari-san, disambut meriah seluruh murid Ohsaka Gakuen dan St. Blossom. Hibari menerima bunga dari personil Hibari four. Hibari teringat masa-masa bersama personilnya.
"Selama ini persahabatan dengan Ohsaka Gakuen telah berjalan dengan baik. Tugas kalian lah sekarang untuk melanjutkannya…"pesan Hibari.
"Baik…"jawab keempat personil Hibari yang tersisa.
"Dan untuk terakhir kalinya…. Hanayashiki Hibari bersama….."ucap Hibari.
Lalu Hibari dan keempat personil Hibari meneriakkan 'Hibari Four'.
Giliran Tennouji, menerima bunga mawar putih dari teman-teman asramanya.
Tennouji mengingat kebersamaan mereka.
"Kepala asrama! Selamat!"seru salah satu anak asrama 1.
Lalu mereka meneriak yel-yel semangat berjuang, salah satu anak asrama ada yang meneteskan air mata.
"Jangan menangis, Daikokucho!"ujar Teenouji, lalu melepaskan sabuk hitamnya dan mengalungkannya ke orang tersebut.
"Kaulah pimpinan selanjutnya.
"Siap"jawab Daikokucho.
"Ohsaka Gakuen ASRAMA SATU! Kami abadi!"seru Tennouji, lalu berpose 'baby!' diikuti anak buahnya.
Oscar tak dapat menahan tangisnya saat menerima mawar putih satu persatu dari teman-teman satu asramanya. Sampai terbatuk-batuk hahaha. Ia pun teringat kebersamaan mereka.
"Masao"panggil anak-anak asrama 3.
"Jangan panggil aku Masao"teriak Oscar seraya menghempaskan pelukan teman-temannya.
"Terima kasih atas segalanya"ujar salah satu anak asrama 3.
"Aku akan berikan…hartaku yang paling berharga…Jubah…ku!"ucap Oscar
"Tidak usah, aku sudah punya di dalam lokerku"jawab anak tersebut.
"Oh begitu?"balas Oscar, lalu berpose ala asrama 3.
"ASRAMA TIGA"teriak Oscar.
"Forever!"balas anak asrama 3.
Nanba juga meneria setangkai mawar putih dari anak-anak asrama 3, Nakao nampak sedih sekali.
"Omedetou gozaimasu"ucap Nakatsu seraya memberikan setangkai mawar putih. Nanba tersenyum dan teringat saat-saat kebersamaan mereka.
Giliran Nakao memberikan mawar putihnya.
"Ini senpai. Terima kasih atas segalanya"ucap Nakao yang tak dapat menahan kesedihannya.
"Jangan menangis"ujar Nanba lalu memeluk Nakao.
"Nanba senpai"ujar dua anak asrama 2 lalu ikut memeluk Nanba.
Lalu terdengar pengumuman dari wakil kepala sekolah meminta 3 kepala asrama dan Hibari naik ke atas panggung. Keempatnya pun naik ke atas panggung.
"Teman-teman. Terima kasih"seru Nanba. Lalu Nanba mencoba menarik bola merah yang tergantung namun tak bisa, itu lho bola yang isinya kertas-kertas warna warni.
Tiba-tiba semuanya dikejutkan dengan kedatangan bus sekolah yang dikendarai dokter Umeda, bus yang mengantar Ashiya ke bandara saat akan balik ke Amerika.
Dokter Umeda segara turun dan mendekat ke arah panggung.
"Akhirnya sampai juga"ucapnya.
"Bagus"jawab wakil kepala sekolah, lalu ia menoleh ke arah bus yang diikuti semua murid.
Lalu muncullah Akiha-san.
"Hello"sapanya, anak asrama 3 kaget.
"..hanya si wanita berusia 30 tahun"keluh Nanba.
"Jangan anggap remeh wanita usia 30 tahun!"seru Akiha-san yang sudah di depan Nanba. Nanba yang kehilangan keseimbangan berpegangan pada tali, hingga tali tertarik dan tumpahlah isi bola merah tadi. Lalu keluarlah asap dan hiasan.
Di bawah sakura pink berguguran. Paduan suara Ohsaka Gakuen dan St. Blossom menyanyikan lagu Ohsaka Gakuen. Familiar dengan lagu ini :P.
Tiba-tiba Nanba menunjuk ke arah bus, ia berseru kaget bahwa di bus masih ada seseorang. Ternyata di dalam bus itu ada Ashiya.
"Mizuki"guman Nakatsu.
"Ashiya"panggil Nanba.
"Kenapa Ashiya di sini?"tanya Sekime.
"Ini ide dari kepala sekolah"jawab dokter Umeda, lalu dokter Umeda memberi aba-aba agar Sano menjemput Ashiya. Namun tak ada tanggapan, dokter Umeda pun menjemput Ashiya. Ashiya yang berpakaian ala murid Ohsaka Gakuen turun dari mobil.
Pelan-pelan Ashiya mendekat dengan iringan senyuman dari teman-temannya.
Wakil kepala sekolah memberikan kesempatan pada Ashiya untuk menyampaikan pesannya untuk ketiga kepala asrama dan Hibari yang telah lulus sekolah.
Sejenak Ashiya masih terdiam lalu tiba-tiba ia berseru,"Apa kabarmu?".
"Jika kau punya semangat, kau bisa melakukan apapun! Kau pun bisa bergabung di Ohsaka Gakuen!!"seru Ashiya. "Suatu hal yang luar biasa bagiku….selama setengah tahun aku di Ohsaka Gakuen…banyak sekali hal yang terjadi. Ketiga pimpinan asrama selalu bertengkar bila ada kompetisi. Namun mereka selalu ada saat dibutuhkan dan mereka selalu datang saat aku memerlukan bantuan mereka. Bahkan….saat identitasku sebagai perempuan terbongkar mereka masih tetap melindungiku hingga saat terakhir dan mengantarku pergi ketika meninggalkan sekolah ini dengan ceria. Aku mengira…aku tidak akan pernah kembali ke Ohsaka Gakuen karena aku merasa mengkhianati kalian semua…Aku tidak berhak berada di sini…. ".
"Bodoh"sahut Nanba. "Kami tidak peduli itu semua. Aku pernah berkata kepadamu! Inilah sekolahmu dan kami teman-temanmu!".
Ashiya terdiam.
"Lalu untuk apa kau ke sini sekarang?"tanya Nanba.
"Itu karena…."ucap Ashiya. "Au mencintai kalian semua!".
"Bagiku itu sudah cukup. Terima kasih sudah datang"ucap Nanba, semuanya pun tersenyum.
"Dan kalian semua! Mari kita nikmati hari ini dan kemudian hadapi hidup kalian dengan bangga!"seru Nanba. "Ini adalah….dukungan terakhir kami untuk kalian".
"Yaa"jawab Ashiya.
Di bawah pohon sakura, Ashiya menghampiri Sano. Ia menyembunyikan sesuatu di balik badannya.
"Lain kali kita bertemu….di liburan musim semi, bukan?"tanya Sano.
"Maaf"ucap Ashiya, lalu Ashiya menyerahkan kado yang dibawanya pada Sano.
"Terima kasih"ucap Sano menerima hadiah tersebut.
"Ketika di sana….aku belum bisa mengatakannya di depan teman-teman"
"Hmm?", Ashiya tak mengerti.
"Aku mencintaimu setiap hari…"ujar Sano. "Aku tidak bisa menghentikan perasaanku"
"Itu adalah…."ucap Ashiya, lalu ia teringat saat menulis surat saat Ashiya memutuskan kembali ke Amerika namun dihentikan Sano dan Nakatsu.
"Suratku…!"seru Ashiya tiba-tiba.
"Lain kali kita ketemu….kau harus mengatakannya"ujar Sano, mengucapkan pesan surat Ashiya waktu itu. Ashiya terdiam.
"Aku mencintaimu, Mizuki"
"Eh?"
"Inilah perasaanku saat ini"ujar Sano malu-malu.
"Sano…", tiba-tiba penganggu datang :P sapa lagi kalau bukan Nakatsu.
"Hey! Tunggu"seru Nakatsu. "Kalian tidak boleh berciuman. Siswa SMU harus punya hubungan yang sehat, bukan?".
"Mizuki, taksimu sudah datang"ujar Nakatsu.
"Terima kasih. Sampai nanti. Nakatsu, sampai nanti"ujar Ashiya pamit lalu bergegas pergi.
Sano dan Nakatsu memandangi kepergian Ashiya.
"Dia bilang sampai ketemu padamu. Tapi dia bilang sampai nanti padaku…"ujar Nakatsu.
"Sunggu "picky" (membeda-bedakan)"ejek Sano.
"Ah? Apa itu? Kau senyum-senyum…"
"Dia membuat ini… tidak manis…seperti yang kusuka"
"Sudah kuduga"tebak Nakastu. "Dia tidak memberi apa-apa padaku!"seru Nakatsu begitu tersadar.
"Ah UFO"ujar Nakatsu pada Sano, Sano pun melihat ke arah yang ditunjuk Nakatsu, hal itu digunakan Nakatsu untuk merebut hadiah dari Ashiya.
"Jangan bergerak"seru Nakatsu. "Ini… kau tidak peduli jika sesuatu terjadi pada ini?"ancam Nakatsu. "Akan kumakan dan aku akan berteriak 'ini tidak manis'!".
Lalu Nakatsu membuka hadiah coklat dari Ashiya ternyata coklat tersebut berbentuk hati dan bertuliskan 'I love Izumi'.
"Aku cinta…Izumi"guman Nakatsu. Poor Nakatsu.
"Terlalu manis"seru Nakatsu. "Benda ini", Nakatsu bersiap membuangnya. Namun ia berhenti dan tersenyum ke arah Sano,Sano pun tersenyum.
Ashiya sampai rumah, ia berlari masuk rumah.
"Tadaima"seru Ashiya. Ashiya melihat ke arah kaca, ia pun mengambil sakura yang nempel di kepalanya, ia pun tersenyum, bahwa tadi itu nyata bukan mimpi kah?
Dan 'Peach' by Ai Otsuka mengalun tanda berakhirnya film ini wwkkwkwwk.
Dance moru mori, akhirnya selesai juga :P, setelah jungkir balik *lebay* download ulang di IDWS sizenya astaga, habis itu dixtrack ga bisa ternyata ada triknya :P salut dah buat kreator uploader IDWS :P. Sayonara, mata eiga Kurosagi SP :P and thanks to Daniel-san buat indosubnya :)
Shared by: Pelangidrama.net
DON'T REPOST TO OTHER SITE